Kamis, 29 Januari 2015

PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA PENDIDIKAN

DISUSUN:
O
L
E
H

IRSAL GOHVI. R
NIM:140501094



JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
DARUSSALAM, BANDA ACEH

2014/2015



PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA PENDIDIKAN


1.       Teknologi Informasi dan Pendidikan

Untuk mewujudkan pembangunan manusia indonesia seutuhnya, diperlukan pelayanan pendidikan yang dapat dijangkau oleh seluruh warga negara indonesia. Oleh karena itu upaya peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas merupakan mandat yang harus dilakukan bangsa indonesia sesuai dengan tujuan negara indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilam sosial.
UUD 1945 mengamanatkan mengenai  pentingnya pendidikan bagi seluruh warga negara seperti tertuang di dalam pasal 28B ayat (1) bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan manfaat dan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia, dan pasal 31 ayat (1) bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Mencermati amanat yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 dan beberapa pasal dalam batang tubuh UUD 1945 diatas, lembaga pendidikan mempunyai peran penting dalam membantu tugas pemerintah dalam mengupayakan terciptanya penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dan efektif, sehingga mampu menghasilkan sumber daya manusia indonesia yang bermutu tinggi, produktif, kreatif dan memiliki daya kompetitif yang tinggi dengan bangsa lain. Namun dalam kenyataannya dunia pendidikan masih dihadapkan pada persoalan rendahnya kualitas penyelenggaraan pendidikan yang selama ini berlangsung, hal ini tercermin dalam laporan penelitian yang dilakukan oleh United Nations Development (UNDP)bahwa kualitas sumber daya manusia kita ditunjukan dengan ‘Human Development Index’ (HDI) masih sangat memprihatinkan dan terus merosot. Tahun 1996, dari 174 negara posisi indonesia pada urutan 102. Pada tahun 1999, menjadi 105 dan pada tahun 2000 diurutan 109. Dengan demikian upaya untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, unggul, dan kompetitif masih berada dipersimpangan jalan, belum berjalan efektif sesuai yang diharapkan.
Untuk mengatasi permasalahan rendahnya kualitas dan efektifitas pendidikan di Negara indonesia, salah satu alternatif yang dapat di lakukan yaitu dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Kenapa dipilih teknologi informasi untuk mengatasi permasalahan kualitas pendidikan ?Hal ini didasarkan pada fakta yang terjadi di Negara-negara maju bahwa pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pendidikan terbukti mampu menunjang peningkatan kualitas pendidikan.
Beberapa sampel peningkatan kualitas pendidikan di Negara-negara lain yang menggunakan pemanfaatan teknologi informasi :
1). SD River Oaks di Oaksville, Ontario, Kanada, merupakan contoh tentang apa yang bakal terjadi di sekolah. SD ini dibangun dengan visi khusus: sekolah harus bisa membuat murid memasuki era informasi instan dengan penuh keyakinan. Setiap murid di setiap kelas berkesempatan untuk berhubungan dengan seluruh jaringan komputer sekolah. CD-ROM adalah fakta tentang kehidupan. Sekolah ini bahkan tidak memiiki ensiklopedia dalam bentuk cetakan. Di seluruh perpustakaan, referensinya disimpan di dalam disket video interktif dan CD-ROM bisa langsung diakses oleh siapa saja, dan dalam berbagai bentuk. sehingga gambar dan fakta bisa dikombinasikan sebelum dicetak; foto bisa digabungkan dengan informasi.
2). SMU Lester B. Pearson di Kanada merupakan model lain dari era komputer ini. Sekolah ini memiliki 300 komputer untuk 1200 murid. Dan sekolah ini memiliki angka putus sekolah yang terendah di Kanada: 4% dibandingkan rata-rata nasional sebesar 30%.
3). Prestasi lebih spektakuler ditunjukkan oleh SMP Christopher Columbus di Union City, New Jersey. Di akhir 1980-an, nilai ujian sekolah ini begitu rendah, dan jumlah murid absen dan putus sekolah begitu tinggi hingga negara bagian memutuskan untuk mengambil alih. Lebih dari 99% murid berasal dari keluarga yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.
Fakta diatas menunjukan bahwa informasi yang di wakilkan oleh komputer yang terhubung dengan internet sebagai media utamanya telah mampu memberikan kontribusi yang demikian besar bagi proses pendidikan. Teknologi interaktif ini memberikan katalis bagi terjadinya perubahan mendasar terhadap peran guru, dari informasi ke transformasi  dan aktifitas siswa dari pasif menuju lebih aktif dan mandiri. Dalam mengakses pengetahuan yang mutakhir. Oleh karena itu, sebaiknya sistem pendidikan harus bersifat moderet terhadap teknologi informasi. Karena teknologi informasi merupakan salah satu kunci menuju model sekolah masa depan yang lebih baik.
Banyak aspek dapat diajukan untuk dijadikan sebagai alasan-alasan untuk mendukung pengembangan dan penerapan Teknologi Informasi untuk pendidikan dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan nasional Indonesia. Salah satu aspeknya ialah kondisi geografis Indonesia dengan sekian banyaknya pulau yang terpencar-pencar dan kontur permukaan buminya yang seringkali tidak bersahabat, biasanya diajukan untuk menjagokan pengembangan dan penerapan Teknologi Informasi untuk pendidikan. Teknologi Informasi  sangat mampu dan dijagokan agar menjadi fasilitator utama untuk meratakan pendidikan di bumi Nusantara, sebab Teknologi Informasi yang mengandalkan kemampuan pembelajaran jarak jauhnya tidak terpisah oleh ruang, jarak dan waktu. Dan demi penggapaian daerah-daerah yang sulit tentunya diharapkan penerapan ini agar dilakukan oleh Negara ini dengan sesegera mungkin.

2.      Peranan Teknologi Informasi dalam Pendidikan
Di dunia pendidikan, banyak sekali lembaga pendidikan yang telah berhasil mengembangkan Teknologi Informasi dalam mendukung proses pembelajarannya. Dunia, saat ini sedang memasuki era yang ditandai dengan gencarnya inovasi teknologi dan peluang ekonomi yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Perubahan-perubahan besar terjadi dalam bidang teknologi, politik, sosial dan ekonomi. Segala perubahan ini telah menyebabkan terjadinya pergeseran dalam berbagai bidang yang antara lain adalah :
a. Masyarakat industri ke masyarakat informasi (kita masih berkutat dari masyarakat agraris ke masyarakat industri).
b. Teknologi yang dipaksakan ke teknologi tinggi (hi-tech).
c. Ekonomi nasional ke perekonomian dunia.
d. Kebutuhan jangka pendek ke jangka panjang.
e. Sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi.
f. Bantuan ke lembagaan berpindah ke swakarsa.
g. Dari pola hirarchi ke jaringan kerja (networking).
h. Dari pilihan terbatas ke banyak pilihan.
Menurut Budi Sutedjo (Eti Rochaety, 2005), gelombang teknologi dan informasi berkembang melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
a.    Gelombang Pertama, Pemanfaatan Teknologi Informasi difokuskan untuk peningkatan produktivitas dan memperkecil biaya.
b.    Gelombang kedua, Teknologi Informasidifokuskan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan komputer melalui pembangunan jaringankomputer.
c.    Gelombang ketiga, Teknologi Informasidifokuskan untuk menghasilkan keuntungan lewat pembangunan program sistem informasi.
d.    Gelombang keempat, TeknologiInformasi difokuskan untuk membantu proses pengambilan keputusan dari data kualitatif.
e.    Gelombang kelima, TeknologiInformasi difokuskan untuk meraih pelanggan (konsumen) melalui pengembangan jaringan internet.
f.     Gelombang keenam, TeknologiInformasi yaitu mengembangkan sistem jaringan tanpa kabel (wireless).
Teknologi Informasi berbasis pada disiplin ilmu-ilmu Informatika, Teknik Komputer dan Manajemen Informatika yang semuanya terikat dalam Komputasi. Komputasi berarti pekerjaan yang berkaitan dengan aktivitas : hitung menghitung proses pengolahan, penyimpanan dan penyampaian informasi, akibatnya tiap jaringan komunikasi beralih menjadi sentral informasi dan bukan komputernya lagi. Pemanfaatan yang dulunya sangat terbatas, kini telah memasuki kedalam katagori strategis, pengaruhnya pada kelangsungan usaha tidak dapat dipungkiri lagi (PUSTEKKOM,2006).
Tekonologi informasi dari massa ke massa selalu mengalami perkembangan yang pesat. Kemajuan yang pesat dalam bidang elektronika menyebabkan kemampuan komputer maju pesat dan cepat usang mengikuti Hukum Moore (Vide;Bill Gates, 1995 dalam PUSTEKKOM) dimana :
         a. Kemampuan chip komputer akan menjadi dua kali lipat setiap tahunnya.
       b. Perangkat lunak semakin canggih.
       c. Batas maya (virtual) tidak akan pernah tercapai.

Dalam dunia pendidikan, keberadaan sistem informasi dan komunikasi merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan. Dalam sebuah lembaga pendidikan harus memiliki komponen-komponen yang diperlukan untuk menjalankan operasional pendidikan, seperti siswa, sarana dan prasarana, struktur organisasi, proses, sumber daya manusia (tenaga pendidik), dan biaya operasi. Sedangkan sistem komunikasi dan informasi terdiri dari komponen-komponen pendukung lembaga pendidikan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan pihak pengambil keputusan saat melakukan aktivitas pendidikan.
   Peran-Peran Teknologi Informasi dalam dunia pendidikan :
              a. Teknologi Informasi sebagai keterampilan (skill) dan kompetensi.
              b. Teknologi Informasi sebagai infrastruktur pedidikan.
              c. Teknologi Informasi sebagai sumber bahan ajar.
              d. Teknologi Informasi sebagai alat bantu dan fasilitas pendidikan.
              e. Teknologi Informasi sebagai pendukung manajemen pendidikan.
              f. Teknologi Informasi sebagai sistem pendukung keputusan.

3. Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Meningkatkan Kualitas dan Efektifitas Pendidikan
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat merupakan potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Internet sebagai anak kandung dari teknologi informasi menyimpan informasi tentang segala hal yang tidak terbatas yang dapat di gali untuk kepentingan pengembangan pendidikan. Dengan internet belajar tidak lagi di batasi ruang dan waktu.
Keberadaan teknologi informasi bagi dunia pendidikan berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pembelajaran baik secara searah ataupun secara interaktif.
Untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pendidikan, ada beberapa langkah pengembangan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :
a.    merancang dan membuat aplikasi database, yang menyimpan dan mengolah data dan informasi akademik, baik sistem perkuliahan, manajemen pendidikan, maupun materi pembelajaran.
b.     Merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis portal, web, multimedia interaktif, yang terdiri atas aplikasi tutorial dan learning tool.
c.    Mengoptimalkan pemanfaatan tv edukasi sebagai materi pengayaan dalam rangka menunjang peningkatan mutu pendidikan.
d.   Mengimplementasikan sistem secara bertahap mulai dari lingkup yang lebih kecil hingga meluas, sehingga memudahkan managemen pemanfaatan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan pendidikan.
Sedang pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pendidikan secara garis besar meliputi :

a.    Managemen Sistem Informasi
Sistem Informasi Managemen (SIM) merupakan sebuah sistem informasi keorganisasian yang mendukung proses-proses managemen. SIM yang baik sangat membantu dalam efesiensi waktu dan materi transaksi-transaksi organisasi serta mendukung fungsi operasi, managemen, dan pengambilan keputusan. Pemanfaatan teknologi informasi untuk menjalankan sistem operasi memungkinkan aliran informasi berjalan dengan cepat dan akurat. Database online yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan sekolah memudahkan terjadinya pertukaran informasi dan data dengan cepat. Kemudahan ini berarti efesiensi pelaksanaan pendidikan dalam segala hal.
Sistem informasi akademik dengan database online di lembaga pendidikan sangat membantu orang tua untuk mendapatkan informasi perkembangan anaknya setiap saat. Database online memberikan kemudahan kemudahan web interaktif lembaga pendidikan memudahakan komunikasi antara lembaga pendidikan dengan masyarakat pelanggan. Visi, misi, dan profil lembaga pendidikan dengan mudah dapat diketahui oleh masyarakat secara umum, sehingga akan berdampak pada meningkatnya minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut. WEB akademik memberikan kemudahan peserta didik, guru, karyawan, orang tua, dan masyarakat. Seperti kemajuan-kemajuan akademik peserta didik, perkembangan harian, kewajiban administrasi, pendaftaran siswa baru dan lain lain.

b.      E-Learning
Menurut Onno W. Purbo (2002) e-Learning merupakan bentuk teknologi informasi yang diterapkan dibidang pendidikan dalam bentuk maya. Melalui e-Learning belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Belajar mandiri berbasis kreativitas peserta didik yang dilakukan melalui e-Learning  mendorong peserta didik untuk melakukan analisa dan sintesa pengetahuan, menggali, mengolah, dan memanfaatkan informasi, menghasilkan tulisan, informasi dan pengetahuan sendiri. Peserta didik dirangsang untuk melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan.
e-Learning dilakukan melalui jaringan internet, sehingga sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga siapa saja yang ada diberbagai belahan dunia. Fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk belajar melalui e-learning diantaranya :e-booke-library, interaksi dengan pakar, email, mailling listnews groupworld wide web, dan lain lain. Situs-situs yang menyediakan e-learning beberapa diantaranya yaitu :pendidikan.net, edukasi.net, ilmu komputer, dan banyak lagi situs lainnya.
Pelaksanaan e-Learning dapat dilakukan oleh berbagai pihak, perguruan tinggi dan sekolah diharapkan mampu untuk menyelenggarakan e-Learning sendiri.

c.       Media Pembelajaran
Pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran dapat melalui pemanfaatan internet dalam e-learning maupun penggunaan komputer sebagai media interaktif, diharapkan dengan penggunaan media ini dapat merangsang pikiran, perasaan, minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa, sehingga proses pembelajaran dapat terjadi. Selain itu, proses pembelajaran akan lebih efektif karena penggunaan media pembelajaran memungkinkan terjadinya hambatan dalam proses komunikasi guru, peserta didik seperti hambatan fisiologis, psikologis, kultural dan lingkungan.
Para peneliti menemukan bahwa ada berbagai cara peserta didik dalam memproses informasi belajar yang bersifat unik. Sebagian siswa lebih  mudah memproses informasi belajar secara visual, sebagian lain lebih mudah memproses informasi melalui suara (auditorial), dan sebagian lain lebih  mudah memproses informasi belajar dengan cara melakukan sentuhan (praktek) langsung atau kinestetik (Bobby DePorter & Mike Hernacki, 1999). Efektifitas belajar sangat dipengaruhi gaya belajar dan bagaimana cara belajar. Menurut Bobby DePorter (1999), 10 % informasi diserap dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan kita lakukan. Sesuai dengan hasil penelitian DePorter tersebut, komputer memenuhi persyaratan sebagai media pembelajaran yang efektif, karena komputer mampu menyuguhkan informasi yang berupa video, audio, teks, grafik, dan animasi, serta penggunaannya melibatkan keterampilan kinestetik
Secara umum pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok. Pemanfaatan kelompok pertama, memanfaatkan komputer sebagai media penyampaian materi ajar, yang biasa dikenal dengan istilah Computer Assisted Instruksional (CAI) atau Computer Bassed Training (CBT). Pada pemanfaatan jenis ini, informasi (materi belajar) yang hendak disampaikan kepada peserta didik dikemas dalam suatu perangkat lunak (program), peserta didik kemudian dapat belajar dengan cara menjalakan program atau perangkat lunak tersebut dikomputer. Bila dirancang dengan baik, dapat diciptakan paket program pembelajaran untuk melakukan simulasi atau materi praktek, yang juga dapat memberikan umpan balik secara langsung terhadap kemajuan belajar peserta didik tersebut melalui rekaman hasil evaluasi belajar.
Pemanfaatan kelompok kedua, memanfaatkan teknologi informasi sebagai media pendistribusian materi ajar melalui jaringan internet, materi ajar dapat dikemas dalam bentuk webpage, ataupun program belajar interaktif (CAI) tersambung ke internet. Sehingga dapat diambil oleh peserta didik baik dengan menggunakan web browser atau tile transport protocol (aplikasi pengiriman file).
Pemanfaatan kelompok ketiga, memanfaatkan teknologi informasi sebagai media komunikasi dengan pakar atau narasumber, atau peserta didik yang lainnya (teleconferences). Momen komunikasi ini dapat digunakan untuk menanyakan hal-hal yang tidak bisa dimengerti atau mengemukakan pendapat supaya dapat ditanggapi oleh peserta didik yang lain atau guru. Dengan demikian, peserta didik bisa mendapat umpan balik dari pakar atau dari narasumber serta dari teman peserta didik yang lain mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman materi ajar.

d.      Pendidikan Life Skill
Teknologi informasi dengan komputer sebagai jantungnya telah memasuki berbagai aspek kehidupan. Hampir semua bidang pekerjaan membutuhkan komputer. Pekerjaan yang membutuhkan  keterampilan menggunakan komputer terbuka luas. Keterampilan menggunkan komputer merupakan salah satu kecakapan hidup yang sangat dbutuhkan untuk bersaing dalam sistem ekonomi berbasis ilmu pengetahuan.
Pendidikan teknologi informasi mengandung kecakapan hidup yang dapat dikembangkan baik specific life skillmaupun general life skill. Kecakapan dalam mengoprasikan komputer menggunakan program. Baik aplikasi maupun bahasa pemrograman merupakan kecakapan hidup yang bersifat vokasional. Sementara keterampilan menggali informasi internet pada internet. Mengolah dan memanfaatkannya merupakan general life skill.




D. Internet Sebagai Sarana Teknologi Informasi dalam Pendidikan
1. Pengertian Internet
Internet (interconnected computer networks) bisa didefinisikan network komputer tiada batas yang menjadi penghubung pengguna komputer dengan pengguna komputer lainnya serta dapat berhubungan dengan komputer di sebuah wilayah ke wilayah di penjuru dunia.
Internet merupakan sistem global jaringan komputer yang berhubungan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP / IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Ini adalah jaringan dari jaringan yang terdiri dari jutaan jaringan pribadi, umum, akademik, bisnis, dan jaringan pemerintah, dari lokal ke lingkup global, yang dihubungkan oleh sebuah kode array yang luas dari teknologi jaringan elektronik, nirkabel dan optik. Internet juga dapat didefinisikan sebagai interkoneksi seluruh dunia komputer dan jaringan komputer yang memfasilitasi sharing atau pertukaran informasi di antara pengguna.

2. Sejarah Internet
Sejarah intenet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA)memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.
Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan "at" atau "pada". Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.
Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.
Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan news group USENET.
Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.
Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www atau World Wide Web. Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.0.


3. Pemanfaatan Internet dalam Pendidikan
Perkembangan infrastruktur jaringan dan internet saat ini telah merambah ke berbagai daerah. Semakin banyak daerah yang bisa menikmati kehadiran internet. Baik di kota maupun di desa, internet sudah bisa dinikmati melalui berbagai jaringan. Begitu banyak peranan dari kehadiran internet. Salah satu peranan yang cukup besar disumbangkan adalah internet dalam pendidikan.
Ada banyak manfaat yang dapat diraih dari kehadiran internet. Namun perlu disadari pula internet juga mempunyai dampak negatif. Kebebasan informasi yang ditawarkan oleh internet harus bisa disaring sedemikian rupa sehingga tetap dapat memberikanmanfaat secara maksimal. Peranan orang tua, guru dan pihak terkait dibutuhkan agar internet dalam pendidikan tetap di dalam koridornya.
Internet telah menjadi sumber informasi yang tidak terbatas di dalam pendidikan. Dengan adanya internet, berbagai informasi dapat diperoleh secara mudah dan cepat. Kehadiran internet juga memberikan banyak manfaat lainnya, yaitu :
·       Memperluas cakrawala.
·       Belajar jarak jauh.
·       Mengembangkan inisiatif dan kreatifitas.
·       Kesempatan yang lebih luas.
·       Sebagai sumber tambahan Pelajaranyang belum di mengerti di Sekolah.
Masih banyak lagi perananinternet dalam pendidikan, seperti pembelajaran yang interaktif, informasi yang terbaru dan aktual, perpustakaan yang tidak terbatas dan lain sebagainya. Yang terpenting di dalam penggunaan internet adalah kesadaran setiap siswa untuk mengambil sisi positif internet dan menjauhi segala pengaruh negatif internet.

E. Teknologi Informasi Sebagai Media Pembelajaran Multimedia
Sharing information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi.
Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan di atas sudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan Internet sebagai infrastruktur bidang pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat Internet bagi bidang pendidikan di Indonesia:

.  Akses ke perpustakaan;
.  Akses ke pakar;
.  Melaksanakan kegiatan kuliah atau sekolah secara online;
. Menyediakan layanan informasi akademik suatu institusi pendidikan;
. Menyediakan fasilitas mesin pencari data;
. Meyediakan fasilitas diskusi;
. Menyediakan fasilitas direktori alumni dan sekolah;
. Menyediakan fasilitas kerjasama;
. Dan lain - lain.

F. Fungsi Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Teknologi Informasi memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu
1.      Teknologi Berfungsi Sebagai Alat (tools)
Dalam hal ini Teknologi Informasi digunakan sebagai alat bantu bagi pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat database, membuat program administratif untuk siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keuangan dan sebagainya.

2.      Teknologi Berfungsi Sebagai IlmuPengetahuan (science)
 Dalam hal ini teknologi sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa. Misalnya teknologi komputer dipelajari oleh beberapa jurusan di perguruan tinggi seperti informatika, manajemen informasi, ilmu komputer. dalam pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran TIK sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikuasi siswa semua kompetensinya.

3.      Teknologi Informasi Sebagai Bahan dan Alat Bantu untuk Pembelajaran (literacy)
Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer. Dalam hal ini komputer telah diprogram sedemikian rupa sehingga siswa dibimbing secara bertahap dengan menggunakan prinsip pembelajaran tuntas untuk menguasai kompetensi. dalam hal ini posisi teknologi tidak ubahnya sebagai guru yang berfungsi sebagai : fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator.
Disinilah peran dan fungsi teknologi informasi untuk menghilangkan  berkembangnya sel dua, tiga dan empat berkembang di banyak institusi pendidikan yaitu dengan cara:
1.  Meminimalisir kelemahan internal dengan mengadakan perkenalan teknologi informasi global dengan alat teknologi informasi itu sendiri (radio, televisi, komputer ).
2.  Mengembangkan teknologi informasi menjangkau seluruh daerah dengan teknologi informasi itu sendiri (Wireless Network connection, LAN ).
3.  Pengembangan warga institusi pendidikan menjadi masyarakat berbasis teknologi informasi agar dapat berdampingan dengan teknologi informasi melalui alat-alat teknologi informasi.

Peran dan fungsi teknologi informasi dalam konteks yang lebih luas, yaitu dalam manajemen dunia pendidikan, berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan Teknologi di dunia pendidikan terkemuka di Amerika, Alavi dan Gallupe (2003) menemukan beberapa tujuan pemanfaatan Teknologi Informasi, yaitu :

•      memperbaiki  competitive positioning;
•      meningkatkan brand image;
•      meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran;
•      meningkatkan kepuasan siswa;
•      meningkatkan pendapatan;
•      memperluas basis siswa;
•      meningkatkan kualitas pelayanan;
•      mengurangi biaya operasi; dan
•      mengembangkan produk dan layanan baru.

Karenanya, tidak mengherankan jika saat ini banyak institusi pendidikan di Indonesia yang berlomba lomba berinvestasi dalam bidang Teknologi Informasi untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat. Maka dari itu untuk memenangkan pendidikan yang bermutu maka disolusikan untuk memposisikan institusi pendidikan pada sel satu yaitu lingkungan peluang yang menguntungkan dan kekuatan internal yang kuat.

G. Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi terhadap Proses Pendidikan
Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan teknologi informasi, sekolah-sekolah di Indonesia sudah waktunya mengembangkan pendidikan berbasiskan sistem informasi agar mampu mengikuti perubahan jaman. Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan Internet.
Keunggulan teknologi informasi yang salah satunya diperankan oleh Internet dalam menyediakan informasi apa saja, yang ditayangkan secara multimedia, telah membawa perubahan dalam budaya belajar khususnya dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Saat ini, hanya lembaga pendidikan (berbagai negara, telah menyelenggarakan pendidikan jarak jauh dengan menggunakan bantuan teknologi informasi), pendidikan seperti ini dinamakan sebagai e-Education, e-Learning, e-Campus, Tele-Educaton, Cyber-Campus, Virtual University, dan sebagainya. yang juga dilengkapi dengan digital library termasuk diantaranya e-Book.
Yang perlu diperhatikan sejak awal adalah bahwa penggunaan teknologi informasi tidak sama dengan otomatisasi. Teknologi informasi tidak hanya memecahkan masalah dengan menggantikan pekerjaan yang selama ini dilakukan dengan manual menjadi berbantuan teknologi. Jika paradigma berpikir itu yang digunakan, maka pemanfaatan teknologi informasi tidak akan membawa perubahan yang cukup signifikan. Pemahaman terhadap peran yang dapat dimainkan oleh teknologi informasi atau potensi yang ditawarkan oleh teknologi informasi merupakan modal awal dalam berpikir induktif. Dengan demikian, teknologi informasi dapat dieksploitasi untuk mendapatkan manfaat yang maksimal.
Keberhasilan pemanfaatan e-Learning environment yang terintegrasi tidak lepas dari berbagai aspek seperti tools teknologi informasi yang digunakan, desain content, metode serta perilaku belajar-mengajar mahasiswa maupun dosen dan lain-lain. Persoalan utama yang sering dihadapi oleh setiap universitas pada saat akan mengembangkan e-Learning adalah keterbatasan bandwidth serta biaya operasional yang sangat tinggi, sehingga sampai hari ini hanya beberapa universitas besar saja di dunia yang mampu mengimplementasikan secara maksimal.
Mungkin saja diera selanjutnya proses pembelajaran yang akan datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang yaitu dalam bentuk seperti laboratorium komputer di mana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di depan kelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai “cyber classroom” sebagai tempat anak-anak melakukan aktivitas pembelajaran secara individual maupun kelompok dengan pola belajar yang disebut “interactive learning” melalui komputer dan internet. Anak-anak berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk yang lebih fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan dan kondisi anak sehingga memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi waktu maupun ruang dan materi serta guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran sesuai dengan peran-peran yang dibutuhkan. Sesuai gambaran tersebut secara ilustratif disebutkan mungkin di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara.
Meskipun teknologi informasi komunikasi dalam bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangan. Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan bermain internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Dapat juga terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh.
Di masa depan, proses belajar akan semakin mandiri,  diarahkan sendiri dan dipenuhi sendiri. Ini berarti siswa perlu diberikan cukup ruang untuk mengeksplorasi, bereksperimen dan mengajari dirinya sendiri. Model pendidikan tradisional yang serius diganti dengan belajar mandiri, berdasarkan prinsip-prinsip ilmu kognitif modern. Dengan model ini kecintaan belajar secara alami akan tumbuh dalam diri setiap orang. Semangat otodidak dapat berkembang subur. Setiap individu memiliki gaya belajar dan gaya bekerja yang unik, maka sekolah semestinya dapat melayani setiap gaya belajar individu.

H.  Dampak Positif dan Negatif Teknologi Informasi terhadap Pendidikan
1. Dampak Positif
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam pendidikan, akan mengatasi masalah sebagai berikut:
·  Masalah geografis, waktu dan sosial ekonomis Indonesia
·  Negara Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan, daerah tropis dan pegunungan hal ini akan mempengaruhi terhadap pengembangan infrastruktur pendidikan sehingga dapat menyebabkan distribusi informasi yang tidak merata.
·  Mengurangi ketertinggalan dalam pemanfaatan Teknologi Informasi dalam pendidikan dibandingkan dengan negara berkembang dan negara maju lainnya.
·  Akselerasi pemerataan kesempatan belajar dan peningkatan mutu pendidikan yang sulit diatasi dengan cara-cara konvensional
·  Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi.
·  Teknologi Informasi akan membantu kinerja pendidikan secara terpadu sehingga akan terwujud manajemen yang efektif dan efisien, transparan dan akuntabel.

2. Dampak Negatif
Teknologi Informasi seiring dengan perkembangannya yang semakin meningkat, namun tetap saja memiliki kekurangan. Misalnya saja pada e-learning, e-learning dapat menyebabkan pengalih fungsian guru yang mengakibatkan guru jadi tersingkirkan, menyebabkan terciptanya individu yang bersifat individual karena sistem pembelajaran dapat dilakukan dengan hanya seorang diri, dan kemungkinan etika dan disiplin peserta didik susah atau sulit untuk diawasi dan dibina sehingga lambat laun kualitas etika dan manusia khusunya para peserta didik akan menurun drastis, serta hakikat manusia yang utama yaitu sebagai makhluk sosial akan musnah.
Kemudian karena seringnya mengakses internet, di khawatirkan pelajar bukanya benar-benar memanfaatkan TIK dengan optimal malah mengakses hal-hal yang tidak baik, seperti pornografi yang sangat mudah di akses yang berefek buruk bagi anak dibawah umur ataupun bagi yang sudah dewasa sekalipun. Hal lain misalnya kecanduan : asik berinternet ( biasanya menggunakan fasilitas social networking / game online ) sehingga lupa waktu dan berakibat buruk bagi kehidupannya.kemudian ada istilahCyber-relational addiction adalah keterlibatan yang berlebihan pada hubungan yang terjalin melalui internet (seperti melalui chat room dan virtual affairs) sampai kehilangan kontak dengan hubungan-hubungan yang ada dalam dunia nyata. Kemudian dikenal pula Information overload, Karena menemukan informasi yang tidak habis-habisnya yang tersedia di internet, sejumlah orang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengumpulkan dan mengorganisir berbagai informasi yang ada. Kemudian bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut. Hal-hal tersebut sangat menghambat berkembangnya pendidikan dalam Teknologi Informasi.

3. Metoda Pemecahan Masalah dan Solusi dalam mengatasi dampak negative Teknologi Informasi dalam pendidikan
Agar penggunaan Teknologi Informasi dalam pendidikan lebih optimal dan di jalankan dengan baik dan benar, ada beberapa metode pemecahan masalah agar dampak negatif dari Teknologi Informasi dapat tertanggulangi.
a.         Mempertimbangkan pemakaian Teknologi Informasi dalam pendidikan, khususnya untuk anak di bawah umur yang masih harus dalam pengawasan ketika sedang melakukan pembelajaran dengan TIK. Analisis untung ruginya pemakaian.
b.         Tidak menjadikan Teknologi Informasi sebagai media atau sarana satu-satunya dalam pembelajaran, misalnya kita tidak hanya mendownload e-book, tetapi masih tetap membeli buku-buku cetak, tidak hanya berkunjung ke digital library, namun juga masih berkunjung ke perpustakaan.
c.         Pihak-pihak pengajar baik orang tua maupun guru, memberikan pengajaran-pengajaran etika dalam ber-TIK agar TIK dapat dipergunakan secara optimal tanpa menghilangkan etika.
d.        Pemerintah sebagai pengendali sistem-sistem informasi seharusnya lebih peka dan menyaring apa-apa saja yang dapat di akses oleh para pelajar dan seluruh rakyat Indonesia di dunia maya.
Jadi, solusinya adalah jangan sampai mengatakan tidak pada teknologi (say no to technology) karena jika berbuat demikian, maka akan ketinggalan banyak informasi yang sekarang ini informasi-informasi tersebut paling banyak ada di internet. Kita harus mempertimbangkan kebutuhan kita terhadap teknologi, mempertimbangkan baik-buruknya teknologi tersebut dan tetap menggunakan etika, juga tidak lupa jangan terlalu berlebihan agar kita tidak kecanduan dengan teknologi.