PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA PENDIDIKAN
DISUSUN:
O
L
E
H
IRSAL GOHVI. R
NIM:140501094
JURUSAN
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS
ADAB DAN HUMANIORA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2014/2015
PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI DUNIA PENDIDIKAN
1.
Teknologi
Informasi dan Pendidikan
Untuk mewujudkan pembangunan manusia indonesia seutuhnya, diperlukan
pelayanan pendidikan yang dapat dijangkau oleh seluruh warga negara indonesia.
Oleh karena itu upaya peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang
lebih berkualitas merupakan mandat yang harus dilakukan bangsa indonesia sesuai
dengan tujuan negara indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu
untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia,
mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilam sosial.
UUD 1945 mengamanatkan mengenai pentingnya pendidikan bagi seluruh
warga negara seperti tertuang di dalam pasal 28B ayat (1) bahwa setiap orang
berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapatkan pendidikan dan mendapatkan manfaat dan ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi
kesejahteraan umat manusia, dan pasal 31 ayat (1) bahwa setiap warga negara
berhak mendapat pendidikan.
Mencermati amanat yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 dan beberapa pasal
dalam batang tubuh UUD 1945 diatas, lembaga pendidikan mempunyai peran penting
dalam membantu tugas pemerintah dalam mengupayakan terciptanya penyelenggaraan
pendidikan yang berkualitas dan efektif, sehingga mampu menghasilkan sumber
daya manusia indonesia yang bermutu tinggi, produktif, kreatif dan memiliki
daya kompetitif yang tinggi dengan bangsa lain. Namun dalam kenyataannya dunia
pendidikan masih dihadapkan pada persoalan rendahnya kualitas penyelenggaraan
pendidikan yang selama ini berlangsung, hal ini tercermin dalam laporan
penelitian yang dilakukan oleh United Nations Development (UNDP)bahwa
kualitas sumber daya manusia kita ditunjukan dengan ‘Human Development
Index’ (HDI) masih sangat memprihatinkan dan terus merosot. Tahun
1996, dari 174 negara posisi indonesia pada urutan 102. Pada tahun 1999,
menjadi 105 dan pada tahun 2000 diurutan 109. Dengan demikian upaya untuk
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, unggul, dan kompetitif masih
berada dipersimpangan jalan, belum berjalan efektif sesuai yang diharapkan.
Untuk mengatasi permasalahan rendahnya kualitas dan efektifitas pendidikan
di Negara indonesia, salah satu alternatif yang dapat di lakukan yaitu dengan
memanfaatkan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Kenapa
dipilih teknologi informasi untuk mengatasi permasalahan kualitas pendidikan
?Hal ini didasarkan pada fakta yang terjadi di Negara-negara maju bahwa
pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pendidikan terbukti mampu
menunjang peningkatan kualitas pendidikan.
Beberapa sampel peningkatan kualitas pendidikan di Negara-negara lain yang
menggunakan pemanfaatan teknologi informasi :
1). SD River Oaks di Oaksville, Ontario, Kanada, merupakan contoh tentang
apa yang bakal terjadi di sekolah. SD ini dibangun dengan visi khusus: sekolah
harus bisa membuat murid memasuki era informasi instan dengan penuh keyakinan.
Setiap murid di setiap kelas berkesempatan untuk berhubungan dengan seluruh
jaringan komputer sekolah. CD-ROM adalah fakta tentang kehidupan. Sekolah ini
bahkan tidak memiiki ensiklopedia dalam bentuk cetakan. Di seluruh
perpustakaan, referensinya disimpan di dalam disket video interktif dan
CD-ROM bisa langsung diakses oleh siapa saja, dan dalam berbagai
bentuk. sehingga gambar dan fakta bisa dikombinasikan sebelum dicetak; foto
bisa digabungkan dengan informasi.
2). SMU Lester B. Pearson di Kanada merupakan model lain dari era komputer
ini. Sekolah ini memiliki 300 komputer untuk 1200 murid. Dan sekolah ini
memiliki angka putus sekolah yang terendah di Kanada: 4% dibandingkan rata-rata
nasional sebesar 30%.
3). Prestasi lebih spektakuler ditunjukkan oleh SMP Christopher Columbus di
Union City, New Jersey. Di akhir 1980-an, nilai ujian sekolah ini begitu
rendah, dan jumlah murid absen dan putus sekolah begitu tinggi hingga negara
bagian memutuskan untuk mengambil alih. Lebih dari 99% murid berasal dari
keluarga yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.
Fakta diatas menunjukan bahwa informasi yang di wakilkan oleh komputer yang
terhubung dengan internet sebagai media utamanya telah mampu memberikan
kontribusi yang demikian besar bagi proses pendidikan. Teknologi interaktif ini
memberikan katalis bagi terjadinya perubahan mendasar terhadap peran guru, dari
informasi ke transformasi dan aktifitas siswa dari pasif menuju lebih
aktif dan mandiri. Dalam mengakses pengetahuan yang mutakhir. Oleh karena itu,
sebaiknya sistem pendidikan harus bersifat moderet terhadap teknologi
informasi. Karena teknologi informasi merupakan salah satu kunci menuju model
sekolah masa depan yang lebih baik.
Banyak aspek dapat diajukan untuk dijadikan sebagai alasan-alasan untuk
mendukung pengembangan dan penerapan Teknologi Informasi untuk pendidikan dalam
kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan nasional Indonesia. Salah satu
aspeknya ialah kondisi geografis Indonesia dengan sekian banyaknya pulau yang
terpencar-pencar dan kontur permukaan buminya yang seringkali tidak bersahabat,
biasanya diajukan untuk menjagokan pengembangan dan penerapan Teknologi
Informasi untuk pendidikan. Teknologi Informasi sangat mampu dan
dijagokan agar menjadi fasilitator utama untuk meratakan pendidikan di bumi
Nusantara, sebab Teknologi Informasi yang mengandalkan kemampuan pembelajaran
jarak jauhnya tidak terpisah oleh ruang, jarak dan waktu. Dan demi penggapaian
daerah-daerah yang sulit tentunya diharapkan penerapan ini agar dilakukan oleh
Negara ini dengan sesegera mungkin.
2. Peranan
Teknologi Informasi dalam Pendidikan
Di dunia pendidikan, banyak sekali lembaga pendidikan yang telah berhasil
mengembangkan Teknologi Informasi dalam mendukung proses pembelajarannya.
Dunia, saat ini sedang memasuki era yang ditandai dengan gencarnya inovasi
teknologi dan peluang ekonomi yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Perubahan-perubahan besar terjadi dalam bidang teknologi, politik, sosial dan
ekonomi. Segala perubahan ini telah menyebabkan terjadinya pergeseran dalam
berbagai bidang yang antara lain adalah :
a. Masyarakat industri ke masyarakat informasi (kita masih berkutat
dari masyarakat agraris ke masyarakat industri).
b. Teknologi
yang dipaksakan ke teknologi tinggi (hi-tech).
c. Ekonomi
nasional ke perekonomian dunia.
d. Kebutuhan
jangka pendek ke jangka panjang.
e. Sistem
sentralisasi ke sistem desentralisasi.
f. Bantuan
ke lembagaan berpindah ke swakarsa.
g. Dari
pola hirarchi ke jaringan kerja (networking).
h. Dari
pilihan terbatas ke banyak pilihan.
Menurut Budi Sutedjo (Eti Rochaety, 2005), gelombang teknologi dan
informasi berkembang melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Gelombang Pertama, Pemanfaatan
Teknologi Informasi difokuskan untuk peningkatan produktivitas dan
memperkecil biaya.
b. Gelombang kedua, Teknologi Informasidifokuskan
untuk meningkatkan efektivitas penggunaan komputer melalui pembangunan
jaringankomputer.
c. Gelombang ketiga, Teknologi Informasidifokuskan
untuk menghasilkan keuntungan lewat pembangunan program sistem informasi.
d. Gelombang keempat, TeknologiInformasi difokuskan
untuk membantu proses pengambilan keputusan dari data kualitatif.
e. Gelombang kelima, TeknologiInformasi difokuskan
untuk meraih pelanggan (konsumen) melalui pengembangan jaringan internet.
f. Gelombang keenam, TeknologiInformasi yaitu
mengembangkan sistem jaringan tanpa kabel (wireless).
Teknologi Informasi berbasis pada disiplin ilmu-ilmu Informatika, Teknik
Komputer dan Manajemen Informatika yang semuanya terikat dalam Komputasi.
Komputasi berarti pekerjaan yang berkaitan dengan aktivitas : hitung menghitung
proses pengolahan, penyimpanan dan penyampaian informasi, akibatnya tiap jaringan
komunikasi beralih menjadi sentral informasi dan bukan komputernya lagi.
Pemanfaatan yang dulunya sangat terbatas, kini telah memasuki kedalam katagori
strategis, pengaruhnya pada kelangsungan usaha tidak dapat dipungkiri lagi
(PUSTEKKOM,2006).
Tekonologi informasi dari massa ke massa selalu mengalami perkembangan yang
pesat. Kemajuan yang pesat dalam bidang elektronika menyebabkan kemampuan
komputer maju pesat dan cepat usang mengikuti Hukum Moore (Vide;Bill Gates,
1995 dalam PUSTEKKOM) dimana :
a. Kemampuan chip komputer akan
menjadi dua kali lipat setiap tahunnya.
b. Perangkat lunak
semakin canggih.
c. Batas maya (virtual)
tidak akan pernah tercapai.
Dalam dunia pendidikan, keberadaan sistem informasi dan komunikasi
merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
pendidikan. Dalam sebuah lembaga pendidikan harus memiliki
komponen-komponen yang diperlukan untuk menjalankan operasional pendidikan,
seperti siswa, sarana dan prasarana, struktur organisasi, proses, sumber daya
manusia (tenaga pendidik), dan biaya operasi. Sedangkan sistem komunikasi dan
informasi terdiri dari komponen-komponen pendukung lembaga pendidikan untuk
menyediakan informasi yang dibutuhkan pihak pengambil keputusan saat melakukan aktivitas
pendidikan.
Peran-Peran Teknologi Informasi
dalam dunia pendidikan :
a. Teknologi
Informasi sebagai keterampilan (skill) dan kompetensi.
b. Teknologi
Informasi sebagai infrastruktur pedidikan.
c. Teknologi
Informasi sebagai sumber bahan ajar.
d. Teknologi
Informasi sebagai alat bantu dan fasilitas pendidikan.
e. Teknologi
Informasi sebagai pendukung manajemen pendidikan.
f. Teknologi
Informasi sebagai sistem pendukung keputusan.
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Meningkatkan Kualitas dan
Efektifitas Pendidikan
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat merupakan potensi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Internet sebagai anak kandung dari teknologi
informasi menyimpan informasi tentang segala hal yang tidak terbatas yang dapat
di gali untuk kepentingan pengembangan pendidikan. Dengan internet belajar
tidak lagi di batasi ruang dan waktu.
Keberadaan teknologi informasi bagi dunia pendidikan berarti tersedianya
saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pembelajaran
baik secara searah ataupun secara interaktif.
Untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pendidikan, ada
beberapa langkah pengembangan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut
:
a. merancang dan membuat aplikasi database, yang
menyimpan dan mengolah data dan informasi akademik, baik sistem perkuliahan,
manajemen pendidikan, maupun materi pembelajaran.
b. Merancang dan membuat aplikasi pembelajaran
berbasis portal, web, multimedia interaktif, yang terdiri atas aplikasi
tutorial dan learning tool.
c. Mengoptimalkan pemanfaatan tv edukasi sebagai
materi pengayaan dalam rangka menunjang peningkatan mutu pendidikan.
d. Mengimplementasikan sistem secara bertahap mulai dari
lingkup yang lebih kecil hingga meluas, sehingga memudahkan managemen
pemanfaatan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan pendidikan.
Sedang pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pendidikan secara garis
besar meliputi :
a. Managemen
Sistem Informasi
Sistem Informasi Managemen (SIM) merupakan sebuah sistem informasi
keorganisasian yang mendukung proses-proses managemen. SIM yang baik sangat
membantu dalam efesiensi waktu dan materi transaksi-transaksi organisasi serta
mendukung fungsi operasi, managemen, dan pengambilan keputusan. Pemanfaatan
teknologi informasi untuk menjalankan sistem operasi memungkinkan aliran
informasi berjalan dengan cepat dan akurat. Database online yang dilakukan oleh
Dinas Pendidikan dan sekolah memudahkan terjadinya pertukaran informasi dan
data dengan cepat. Kemudahan ini berarti efesiensi pelaksanaan pendidikan dalam
segala hal.
Sistem informasi akademik dengan database online di lembaga pendidikan
sangat membantu orang tua untuk mendapatkan informasi perkembangan anaknya
setiap saat. Database online memberikan kemudahan kemudahan web interaktif
lembaga pendidikan memudahakan komunikasi antara lembaga pendidikan dengan
masyarakat pelanggan. Visi, misi, dan profil lembaga pendidikan dengan mudah
dapat diketahui oleh masyarakat secara umum, sehingga akan berdampak pada
meningkatnya minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut. WEB
akademik memberikan kemudahan peserta didik, guru, karyawan, orang tua, dan
masyarakat. Seperti kemajuan-kemajuan akademik peserta didik, perkembangan
harian, kewajiban administrasi, pendaftaran siswa baru dan lain lain.
b. E-Learning
Menurut Onno W. Purbo (2002) e-Learning merupakan bentuk teknologi
informasi yang diterapkan dibidang pendidikan dalam bentuk maya. Melalui
e-Learning belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Belajar dapat
dilakukan dimana saja dan kapan saja. Belajar mandiri berbasis kreativitas
peserta didik yang dilakukan melalui e-Learning mendorong peserta didik
untuk melakukan analisa dan sintesa pengetahuan, menggali, mengolah, dan
memanfaatkan informasi, menghasilkan tulisan, informasi dan pengetahuan
sendiri. Peserta didik dirangsang untuk melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan.
e-Learning dilakukan melalui jaringan internet, sehingga sumber belajar
bukan hanya guru, tetapi juga siapa saja yang ada diberbagai belahan dunia.
Fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk belajar melalui
e-learning diantaranya :e-book, e-library, interaksi dengan
pakar, email, mailling list, news group, world
wide web, dan lain lain. Situs-situs yang menyediakan e-learning beberapa
diantaranya yaitu :pendidikan.net, edukasi.net, ilmu komputer, dan banyak lagi
situs lainnya.
Pelaksanaan e-Learning dapat dilakukan oleh berbagai pihak, perguruan
tinggi dan sekolah diharapkan mampu untuk menyelenggarakan e-Learning sendiri.
c. Media
Pembelajaran
Pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran dapat melalui
pemanfaatan internet dalam e-learning maupun penggunaan komputer sebagai media
interaktif, diharapkan dengan penggunaan media ini dapat merangsang pikiran,
perasaan, minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa, sehingga proses
pembelajaran dapat terjadi. Selain itu, proses pembelajaran akan lebih efektif
karena penggunaan media pembelajaran memungkinkan terjadinya hambatan dalam
proses komunikasi guru, peserta didik seperti hambatan fisiologis, psikologis,
kultural dan lingkungan.
Para peneliti menemukan bahwa ada berbagai cara peserta didik dalam
memproses informasi belajar yang bersifat unik. Sebagian siswa lebih
mudah memproses informasi belajar secara visual, sebagian lain lebih mudah
memproses informasi melalui suara (auditorial), dan sebagian lain
lebih mudah memproses informasi belajar dengan cara melakukan sentuhan
(praktek) langsung atau kinestetik (Bobby DePorter & Mike Hernacki, 1999).
Efektifitas belajar sangat dipengaruhi gaya belajar dan bagaimana cara belajar.
Menurut Bobby DePorter (1999), 10 % informasi diserap dari apa yang kita baca,
20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang
kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang
kita katakan dan kita lakukan. Sesuai dengan hasil penelitian DePorter tersebut,
komputer memenuhi persyaratan sebagai media pembelajaran yang efektif, karena
komputer mampu menyuguhkan informasi yang berupa video, audio, teks, grafik,
dan animasi, serta penggunaannya melibatkan keterampilan kinestetik
Secara umum pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran
dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok. Pemanfaatan kelompok pertama,
memanfaatkan komputer sebagai media penyampaian materi ajar, yang biasa dikenal
dengan istilah Computer Assisted Instruksional (CAI) atau Computer
Bassed Training (CBT). Pada pemanfaatan jenis ini, informasi (materi
belajar) yang hendak disampaikan kepada peserta didik dikemas dalam suatu
perangkat lunak (program), peserta didik kemudian dapat belajar dengan cara
menjalakan program atau perangkat lunak tersebut dikomputer. Bila dirancang
dengan baik, dapat diciptakan paket program pembelajaran untuk melakukan
simulasi atau materi praktek, yang juga dapat memberikan umpan balik secara
langsung terhadap kemajuan belajar peserta didik tersebut melalui rekaman hasil
evaluasi belajar.
Pemanfaatan kelompok kedua, memanfaatkan teknologi informasi sebagai media
pendistribusian materi ajar melalui jaringan internet, materi ajar dapat
dikemas dalam bentuk webpage, ataupun program belajar interaktif (CAI)
tersambung ke internet. Sehingga dapat diambil oleh peserta didik baik dengan
menggunakan web browser atau tile transport protocol (aplikasi pengiriman
file).
Pemanfaatan kelompok ketiga, memanfaatkan teknologi informasi sebagai media
komunikasi dengan pakar atau narasumber, atau peserta didik yang lainnya (teleconferences).
Momen komunikasi ini dapat digunakan untuk menanyakan hal-hal yang tidak bisa
dimengerti atau mengemukakan pendapat supaya dapat ditanggapi oleh peserta
didik yang lain atau guru. Dengan demikian, peserta didik bisa mendapat umpan
balik dari pakar atau dari narasumber serta dari teman peserta didik yang lain
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman materi ajar.
d. Pendidikan
Life Skill
Teknologi informasi dengan komputer sebagai jantungnya telah memasuki
berbagai aspek kehidupan. Hampir semua bidang pekerjaan membutuhkan komputer.
Pekerjaan yang membutuhkan keterampilan menggunakan komputer terbuka
luas. Keterampilan menggunkan komputer merupakan salah satu kecakapan hidup
yang sangat dbutuhkan untuk bersaing dalam sistem ekonomi berbasis ilmu
pengetahuan.
Pendidikan teknologi informasi mengandung kecakapan hidup yang dapat
dikembangkan baik specific life skillmaupun general life
skill. Kecakapan dalam mengoprasikan komputer menggunakan program. Baik
aplikasi maupun bahasa pemrograman merupakan kecakapan hidup yang bersifat
vokasional. Sementara keterampilan menggali informasi internet pada internet.
Mengolah dan memanfaatkannya merupakan general life skill.
D. Internet Sebagai
Sarana Teknologi Informasi dalam Pendidikan
1. Pengertian
Internet
Internet (interconnected computer networks) bisa
didefinisikan network komputer tiada batas yang menjadi penghubung pengguna
komputer dengan pengguna komputer lainnya serta dapat berhubungan dengan
komputer di sebuah wilayah ke wilayah di penjuru dunia.
Internet merupakan sistem global jaringan komputer yang berhubungan
menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP / IP) untuk melayani miliaran
pengguna di seluruh dunia. Ini adalah jaringan dari jaringan yang terdiri dari
jutaan jaringan pribadi, umum, akademik, bisnis, dan jaringan pemerintah, dari
lokal ke lingkup global, yang dihubungkan oleh sebuah kode array yang luas dari
teknologi jaringan elektronik, nirkabel dan optik. Internet juga dapat
didefinisikan sebagai interkoneksi seluruh dunia komputer dan jaringan komputer
yang memfasilitasi sharing atau pertukaran informasi di antara pengguna.
2. Sejarah
Internet
Sejarah intenet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika,
U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA)memutuskan
untuk mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah
komputer sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan
nama ARPANET. Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan
satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah
jaringan.
Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia
ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah
sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @juga
diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan "at" atau
"pada". Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke
luar Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer
pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada
tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn
mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal
pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di
Universitas Sussex.
Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu
Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment
di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di
ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim
Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama
USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan
telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan
dengan video link.
Karena komputer
yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah
protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission
Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita
kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang
dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara
Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail
dan news group USENET.
Untuk
menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984
diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain
Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi
1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan
melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.
Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus
memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian,
jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam
setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun
1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan
program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan
komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut
www atau World Wide Web. Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk
jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah
surfing the internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000
alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul
di internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang
juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.0.
3. Pemanfaatan
Internet dalam Pendidikan
Perkembangan infrastruktur jaringan dan internet saat ini telah merambah ke
berbagai daerah. Semakin banyak daerah yang bisa menikmati kehadiran internet.
Baik di kota maupun di desa, internet sudah bisa dinikmati melalui berbagai
jaringan. Begitu banyak peranan dari kehadiran internet. Salah satu peranan
yang cukup besar disumbangkan adalah internet dalam pendidikan.
Ada banyak manfaat yang dapat diraih dari kehadiran internet. Namun perlu
disadari pula internet juga mempunyai dampak negatif. Kebebasan informasi yang
ditawarkan oleh internet harus bisa disaring sedemikian rupa sehingga tetap
dapat memberikanmanfaat secara
maksimal. Peranan orang tua, guru dan pihak terkait dibutuhkan agar internet
dalam pendidikan tetap di dalam koridornya.
Internet telah menjadi sumber informasi yang tidak
terbatas di dalam pendidikan. Dengan adanya internet, berbagai informasi dapat
diperoleh secara mudah dan cepat. Kehadiran internet juga memberikan banyak
manfaat lainnya, yaitu :
· Memperluas
cakrawala.
· Belajar
jarak jauh.
· Mengembangkan
inisiatif dan kreatifitas.
· Kesempatan
yang lebih luas.
· Sebagai
sumber tambahan Pelajaranyang belum di mengerti di Sekolah.
Masih banyak lagi perananinternet dalam pendidikan, seperti pembelajaran yang interaktif, informasi yang
terbaru dan aktual, perpustakaan yang tidak terbatas dan lain sebagainya. Yang
terpenting di dalam penggunaan internet adalah kesadaran setiap siswa untuk
mengambil sisi positif internet dan menjauhi segala pengaruh negatif internet.
E. Teknologi
Informasi Sebagai Media Pembelajaran Multimedia
Sharing information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar
penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian
di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersama-sama
sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi.
Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan di atas sudah dapat menjadi
alasan yang kuat untuk menjadikan Internet sebagai infrastruktur bidang
pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat Internet bagi bidang pendidikan di
Indonesia:
. Akses
ke perpustakaan;
. Akses
ke pakar;
. Melaksanakan
kegiatan kuliah atau sekolah secara online;
. Menyediakan
layanan informasi akademik suatu institusi pendidikan;
. Menyediakan
fasilitas mesin pencari data;
. Meyediakan
fasilitas diskusi;
. Menyediakan
fasilitas direktori alumni dan sekolah;
. Menyediakan
fasilitas kerjasama;
. Dan lain -
lain.
F. Fungsi
Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Teknologi Informasi memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran, yaitu
1. Teknologi Berfungsi Sebagai Alat
(tools)
Dalam hal ini Teknologi Informasi digunakan sebagai alat bantu bagi
pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam
mengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat database, membuat
program administratif untuk siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keuangan
dan sebagainya.
2. Teknologi Berfungsi Sebagai IlmuPengetahuan
(science)
Dalam hal ini teknologi sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus
dikuasai oleh siswa. Misalnya teknologi komputer dipelajari oleh beberapa
jurusan di perguruan tinggi seperti informatika, manajemen informasi, ilmu
komputer. dalam pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata
pelajaran TIK sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikuasi siswa semua
kompetensinya.
3. Teknologi
Informasi Sebagai Bahan dan Alat Bantu untuk Pembelajaran (literacy)
Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus
sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan
komputer. Dalam hal ini komputer telah diprogram sedemikian rupa sehingga
siswa dibimbing secara bertahap dengan menggunakan prinsip pembelajaran tuntas
untuk menguasai kompetensi. dalam hal ini posisi teknologi tidak ubahnya
sebagai guru yang berfungsi sebagai : fasilitator, motivator, transmiter, dan
evaluator.
Disinilah peran dan fungsi teknologi informasi untuk menghilangkan
berkembangnya sel dua, tiga dan empat berkembang di banyak institusi pendidikan
yaitu dengan cara:
1. Meminimalisir kelemahan internal dengan mengadakan perkenalan
teknologi informasi global dengan alat teknologi informasi itu sendiri (radio,
televisi, komputer ).
2. Mengembangkan teknologi informasi menjangkau seluruh daerah dengan
teknologi informasi itu sendiri (Wireless Network connection, LAN ).
3. Pengembangan warga institusi pendidikan menjadi masyarakat
berbasis teknologi informasi agar dapat berdampingan dengan teknologi
informasi melalui alat-alat teknologi informasi.
Peran dan fungsi teknologi informasi dalam konteks yang lebih luas, yaitu
dalam manajemen dunia pendidikan, berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan
Teknologi di dunia pendidikan terkemuka di Amerika, Alavi dan Gallupe (2003)
menemukan beberapa tujuan pemanfaatan Teknologi Informasi, yaitu :
• memperbaiki competitive
positioning;
• meningkatkan brand image;
• meningkatkan kualitas pembelajaran dan
pengajaran;
• meningkatkan kepuasan siswa;
• meningkatkan pendapatan;
• memperluas basis siswa;
• meningkatkan kualitas pelayanan;
• mengurangi biaya operasi; dan
• mengembangkan produk dan layanan baru.
Karenanya, tidak mengherankan jika saat ini banyak institusi pendidikan di
Indonesia yang berlomba lomba berinvestasi dalam bidang Teknologi Informasi
untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat. Maka dari itu untuk
memenangkan pendidikan yang bermutu maka disolusikan untuk memposisikan
institusi pendidikan pada sel satu yaitu lingkungan peluang yang menguntungkan
dan kekuatan internal yang kuat.
G. Pengaruh
Penerapan Teknologi Informasi terhadap Proses Pendidikan
Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting
untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan
merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya
manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan teknologi
informasi, sekolah-sekolah di Indonesia sudah waktunya mengembangkan pendidikan
berbasiskan sistem informasi agar mampu mengikuti perubahan jaman. Perkembangan
teknologi informasi beberapa tahun belakangan berkembang dengan kecepatan yang
sangat tinggi, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah paradigma
masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas
pada informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga
sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan
Internet.
Keunggulan teknologi informasi yang salah satunya diperankan oleh Internet
dalam menyediakan informasi apa saja, yang ditayangkan secara multimedia, telah
membawa perubahan dalam budaya belajar khususnya dalam Proses Belajar Mengajar
(PBM). Saat ini, hanya lembaga pendidikan (berbagai negara, telah
menyelenggarakan pendidikan jarak jauh dengan menggunakan bantuan teknologi
informasi), pendidikan seperti ini dinamakan sebagai e-Education, e-Learning,
e-Campus, Tele-Educaton, Cyber-Campus, Virtual University, dan sebagainya. yang
juga dilengkapi dengan digital library termasuk diantaranya e-Book.
Yang perlu diperhatikan sejak awal adalah bahwa penggunaan teknologi
informasi tidak sama dengan otomatisasi. Teknologi informasi tidak hanya memecahkan
masalah dengan menggantikan pekerjaan yang selama ini dilakukan dengan manual
menjadi berbantuan teknologi. Jika paradigma berpikir itu yang digunakan, maka
pemanfaatan teknologi informasi tidak akan membawa perubahan yang cukup
signifikan. Pemahaman terhadap peran yang dapat dimainkan oleh teknologi
informasi atau potensi yang ditawarkan oleh teknologi informasi merupakan modal
awal dalam berpikir induktif. Dengan demikian, teknologi informasi dapat
dieksploitasi untuk mendapatkan manfaat yang maksimal.
Keberhasilan pemanfaatan e-Learning environment yang terintegrasi tidak
lepas dari berbagai aspek seperti tools teknologi informasi yang digunakan,
desain content, metode serta perilaku belajar-mengajar mahasiswa maupun dosen
dan lain-lain. Persoalan utama yang sering dihadapi oleh setiap universitas
pada saat akan mengembangkan e-Learning adalah keterbatasan bandwidth serta
biaya operasional yang sangat tinggi, sehingga sampai hari ini hanya beberapa
universitas besar saja di dunia yang mampu mengimplementasikan secara maksimal.
Mungkin saja diera selanjutnya proses pembelajaran yang akan datang akan
jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang yaitu dalam bentuk seperti
laboratorium komputer di mana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan
guru berada di depan kelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut
sebagai “cyber classroom” sebagai tempat anak-anak melakukan aktivitas
pembelajaran secara individual maupun kelompok dengan pola belajar yang disebut
“interactive learning” melalui komputer dan internet. Anak-anak
berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara
interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi belajar dari
berbagai sumber belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan
kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat akan
memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Kurikulum
dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk yang lebih fleksibel sesuai dengan
kondisi lingkungan dan kondisi anak sehingga memberikan peluang untuk
terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi waktu
maupun ruang dan materi serta guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran
sesuai dengan peran-peran yang dibutuhkan. Sesuai gambaran tersebut secara
ilustratif disebutkan mungkin di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan
lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa notebook
dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa
bahan bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera
digital serta perekam suara.
Meskipun teknologi informasi komunikasi dalam bentuk komputer dan internet
telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara lebih efektif
dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangan. Dari
sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan bermain
internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Dapat juga
terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga
mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Dari aspek informasi yang
diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet sehingga
sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi
yang diperoleh.
Di masa depan, proses belajar akan semakin mandiri, diarahkan sendiri
dan dipenuhi sendiri. Ini berarti siswa perlu diberikan cukup ruang untuk
mengeksplorasi, bereksperimen dan mengajari dirinya sendiri. Model pendidikan
tradisional yang serius diganti dengan belajar mandiri, berdasarkan
prinsip-prinsip ilmu kognitif modern. Dengan model ini kecintaan belajar secara
alami akan tumbuh dalam diri setiap orang. Semangat otodidak dapat berkembang
subur. Setiap individu memiliki gaya belajar dan gaya bekerja yang unik, maka
sekolah semestinya dapat melayani setiap gaya belajar individu.
H. Dampak
Positif dan Negatif Teknologi Informasi terhadap Pendidikan
1. Dampak
Positif
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam pendidikan, akan mengatasi masalah
sebagai berikut:
· Masalah geografis, waktu dan sosial
ekonomis Indonesia
· Negara Republik Indonesia merupakan Negara
kepulauan, daerah tropis dan pegunungan hal ini akan mempengaruhi terhadap
pengembangan infrastruktur pendidikan sehingga dapat menyebabkan distribusi
informasi yang tidak merata.
· Mengurangi ketertinggalan dalam
pemanfaatan Teknologi Informasi dalam pendidikan dibandingkan dengan negara
berkembang dan negara maju lainnya.
· Akselerasi pemerataan kesempatan belajar dan
peningkatan mutu pendidikan yang sulit diatasi dengan cara-cara konvensional
· Peningkatan kualitas sumber daya manusia
melalui pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi.
· Teknologi Informasi akan membantu kinerja
pendidikan secara terpadu sehingga akan terwujud manajemen yang efektif dan
efisien, transparan dan akuntabel.
2. Dampak
Negatif
Teknologi Informasi seiring dengan perkembangannya yang semakin meningkat,
namun tetap saja memiliki kekurangan. Misalnya saja pada e-learning, e-learning
dapat menyebabkan pengalih fungsian guru yang mengakibatkan guru jadi
tersingkirkan, menyebabkan terciptanya individu yang bersifat individual karena
sistem pembelajaran dapat dilakukan dengan hanya seorang diri, dan kemungkinan
etika dan disiplin peserta didik susah atau sulit untuk diawasi dan dibina
sehingga lambat laun kualitas etika dan manusia khusunya para peserta didik
akan menurun drastis, serta hakikat manusia yang utama yaitu sebagai makhluk
sosial akan musnah.
Kemudian karena seringnya mengakses internet, di khawatirkan pelajar
bukanya benar-benar memanfaatkan TIK dengan optimal malah mengakses hal-hal
yang tidak baik, seperti pornografi yang sangat mudah di akses yang berefek
buruk bagi anak dibawah umur ataupun bagi yang sudah dewasa sekalipun. Hal lain
misalnya kecanduan : asik berinternet ( biasanya menggunakan fasilitas social
networking / game online ) sehingga lupa waktu dan berakibat buruk bagi
kehidupannya.kemudian ada istilahCyber-relational addiction adalah
keterlibatan yang berlebihan pada hubungan yang terjalin melalui internet
(seperti melalui chat room dan virtual affairs) sampai kehilangan kontak dengan
hubungan-hubungan yang ada dalam dunia nyata. Kemudian dikenal pula Information
overload, Karena menemukan informasi yang tidak habis-habisnya yang
tersedia di internet, sejumlah orang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk
mengumpulkan dan mengorganisir berbagai informasi yang ada. Kemudian bisa
membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan dapat
menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut. Hal-hal
tersebut sangat menghambat berkembangnya pendidikan dalam Teknologi Informasi.
3. Metoda Pemecahan Masalah dan Solusi dalam mengatasi dampak negative
Teknologi Informasi dalam pendidikan
Agar penggunaan Teknologi Informasi dalam pendidikan lebih optimal dan di
jalankan dengan baik dan benar, ada beberapa metode pemecahan masalah agar
dampak negatif dari Teknologi Informasi dapat tertanggulangi.
a. Mempertimbangkan
pemakaian Teknologi Informasi dalam pendidikan, khususnya untuk anak di bawah
umur yang masih harus dalam pengawasan ketika sedang melakukan pembelajaran
dengan TIK. Analisis untung ruginya pemakaian.
b. Tidak menjadikan
Teknologi Informasi sebagai media atau sarana satu-satunya dalam pembelajaran,
misalnya kita tidak hanya mendownload e-book, tetapi masih tetap membeli
buku-buku cetak, tidak hanya berkunjung ke digital library, namun juga masih
berkunjung ke perpustakaan.
c. Pihak-pihak
pengajar baik orang tua maupun guru, memberikan pengajaran-pengajaran etika
dalam ber-TIK agar TIK dapat dipergunakan secara optimal tanpa menghilangkan
etika.
d. Pemerintah sebagai
pengendali sistem-sistem informasi seharusnya lebih peka dan menyaring apa-apa
saja yang dapat di akses oleh para pelajar dan seluruh rakyat Indonesia di
dunia maya.
Jadi, solusinya adalah jangan sampai mengatakan tidak pada teknologi (say
no to technology) karena jika berbuat demikian, maka akan ketinggalan
banyak informasi yang sekarang ini informasi-informasi tersebut paling banyak
ada di internet. Kita harus mempertimbangkan kebutuhan kita terhadap teknologi,
mempertimbangkan baik-buruknya teknologi tersebut dan tetap menggunakan etika,
juga tidak lupa jangan terlalu berlebihan agar kita tidak kecanduan
dengan teknologi.